Top Tabs

Indahnya Rencana Tuhan

Ini kissing (kisah singkat) pertama yang gue tulis; pertama kali hati gue tergerak buat bikin cerita fiksi.. ancur parah! Hahahaha...


Sejak engkau mendua
Entah apa yang kurasakan
Memendam perih, menyimpan luka..
Sampai pada saat ini
Aku memulihkan rasa di hatiku
Baru aku bisa, bisa bicara..

Reff: Demi aku yang pernah ada di hatimu
Pergi saja dengan kekasihmu yang baru
Dan aku yang terluka oleh hatimu
Mencoba mengobati perihku sendiri

Aku yakin bisa,
aku bisa tanpamu..

Aku yakin bisa, aku bisa tanpamu..
Aku yakin bisa, aku bisa tanpamu..
   
     Hmm..sebuah lagu dari Flanella ini sangatlah tepat mewakili batinku yang telah diluluh lantahkan oleh sepenggal kisah cinta. Penuh penghayatan kudengarkan siaran radio 89,60 FM yang kebetulan kali ini bertemakan ‘Patah Hati’. Menit demi menit aku tenggelam bersama lagu-lagu lokal karya para musisi handal ibukota. Menyimak berbagai kisah dan curahan hati dramatis dari i-listeners, begitu sapaan akrab bagi para pendengar setia stasiun radio ini. Hatiku tergugah oleh banyaknya pesan mendalam yang kupetik dari kata-kata bijak sang penyiar. Sesekali kuusap pipi chubby ini yang basah kuyup akibat ulah mataku yang ketagihan meneteskan butiran-butiran air hangatnya. Begitu perih rasanya jika teringat kejadian tadi siang yang begitu menghujam jantungku. Uh, sebaiknya kumatikan saja radio ini. Semakin lama malah semakin membuat suasana jadi tambah mellow
     

      Tegar. Ya, saat ini cuma itu yang kuinginkan. Pandanganku beralih pada sebuah TV yang bertengker manis di sudut kamar. Setelah berkali-kali berpindah channel, akhirnya kumantapkan pilihan pada satu acara sitkom yang bertema “OKB”. Berharap komedi yang bercerita tentang Orang Kaya Baru ini setidaknya dapat membuatku sejenak melupakan jeritan kalbu yang terus merong-rong tak karuan begini. Biasanya sih aku sudah cekikikan sendirian begitu melihat aksi-aksi lucu para pemainnya. Apalagi aktor favoritku juga ikut berlaga di dalamnya. Tapi kali ini.. jangankan tertawa, tersenyumpun susah.     
       Kuabaikan dering HPku yang dari tadi cuma bisa berisik. Tanpa dilihat, toh sudah bisa ketebak siapa yang menghubungiku malam ini. Sesaat kemudian dering itu tak lagi terdengar, kelihatannya ia mulai jenuh, pikirku. Ada 6 panggilan tak terjawab dan 4 SMS tak terbaca disana. Enggan menanggapi itu semua, kutekan tombol off keras-keras. Kepalaku mendadak pusing. Jantungku berdegup kencang. Amarahku tiba-tiba mengguncang ketika melihat foto Andre terpampang jelas di atas meja belajar. Entah mengapa ia begitu kejam. Bergandengan mesra dengan seorang gadis cantik di mall tadi siang. Terlebih sakitnya lagi, ternyata gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Sila, sahabatku!. Betapa ingin rasanya caci-maki keluar lepas dari bibirku. Namun ku teringat akan pesan Ayah. Walaupun tubuhku mungil tapi aku harus mempunyai jiwa yang besar, begitu katanya. Alhasil, aku hanya bisa memantau mereka dari jauh. Tak tahan melihat itu semua, aku bergegas pulang dengan memborong kekecewaan. Biar saja waktu yang mengungkap segalanya, pikirku. Hhuff.. berikanlah secercah harapan hidup untukku saat ini.      
        Keesokan harinya.
     Berbagai petuah dan nasehat terlontar dari bibir para sahabatku. Tampak semburat kekhawatiran dari raut wajah mereka. Sila yang baru saja tiba, terlihat ketakutan ketika mereka melabraknya. Sedang aku hanya bisa terdiam pilu di sudut kelas. Sudah cukup hatiku saja yang terpecah-belah, aku tak ingin persahabatan ini juga ikut-ikutan pecah. Aku melangkah keluar kelas dengan mata berkaca-kaca. Tepat disebelah kanan lift, kuperhatikan secarik kertas terpampang jelas di papan pengumuman. Ajakan untuk menghadiri seminar rupanya. Ajakan itu seakan menyeret kakiku untuk melesat cepat ke dalam ruang teater di fakultasku tercinta. Entah topik apa yang diusung kali ini. Hanya waktu dan tempat seminar yang sempat ku aca tadi. Mungkin juga karena malas membaca topiknya yang cukup panjang.
     

      “Maaf, jam berapa ya?”, tanya seorang lelaki di sebelahku. Sekilas ku angkap bola matanya yang sudah memerah. “Jam 11.15”, jawabku sigap. Matanya yang sipit dengan alis yang hitam lebat, serta potongan rambutnya yang agak mirip Jerry Yan, membuatku tak bosan-bosan meliriknya berulang kali selama seminar berlangsung. Mengamati wajahnya, sepertinya aku telah mengenal sosoknya cukup lama. Otakku berputar mencari satu sosok bayangan tampak samar di masa lampau. Siapakah gerangan ia sebenarnya??. Tapi akh..otakku tak sanggup menjelaskan raganya. Mungkin sudah terlalu lama tak berjumpa dengannya. Aku yakin pernah berjumpa dengannya.. entah dimana, kapan, dan siapa??.     
      Malam ini sungguh amat menyiksa diriku. Perasaanku campur aduk. Bukan hanya rasa sakit hati karena dikhianati pacar, tapi juga rasa penasaran akan sesosok lelaki di seminar tadi tak kunjung mereda. Ya Tuhan..sebenarnya raga ini begitu lelah, ingin rasanya beristirahat sejenak meninggalkan segala aktiftas hingga fajar memanggil esok hari. Namun mata ini sulit terpejam. Ku beranjak pergi dari kamar, mengaduk rata serbuk susu dan air hangat yang telah ku takar, berharap segelas susu hangat dapat segera melelapkan tidurku. Lagu-lagu bergendr mellowpun telah siap menyelimuti malamku. Apalagi kipas angin juga ikut menambah kesejukan bagi seisi kamarku.      
     Plak..!! Pukulan keras kakakku menyadarkanku dari alam mimpi. “Shalat subuh woy..”, teriaknya. Setengah sadar kubasuh raga ini dengan dinginnya air wudhu. Tuhan..terimalah shalat ini sebagai rasa syukurku terhadap segala nikmat yang telah Engkau berikan untukku hingga saat ini. Dalam doa, aku mengharap rahmat bagi seluruh alam semesta beserta isinya. Amin. Bismillah.. semoga hari ini menjadi lebih baik dari kemarin.      
     Yuhui..sehabis mandi badanku terasa begitu segar dan wangi. Siap memulai aktifitas pagi ini dengan semangat pancasila. Berangkaaaaaat. Eitz tunggu dulu…sepertinya ada sesuatu yang terlupa. Hmm.. apa ya. Oia Facebook…!! Ya, mengupdate status di Facebook hukumnya wajib bagiku sebelum pergi ke kampus. Hehe.. maklum sebagai anak muda yang smart aku dituntut harus up to date dalam berbagai hal, termasuk dalam hal teknologi yang satu ini. Facebook adalah sebuah situs pertemanan di dunia maya. Banyak manfaat yang kudapat dari sini. Mengetahui berita-berita terkini, meninjau perkembangan aktifitas teman-teman, sampai mempublikasikan karya tulis. Namun tujuan awal dari jejaring ini adalah mempererat dan memperluas silaturahmi tentunya.      
     Setelah mengupdate status baru, kuarahkan kursor menuju friend requestsTertera beberapa nama beserta foto disana. Mataku tertuju pada sebuah foto seorang lelaki. Ia tampak gagah mengenakan kaos abu-abu yang dibalut jaket berwarna hitam pekat. Ditambah lagi ia berpose bersama Kawasaki Ninja ZX250 yang telihat elegan dengan aksen hijau mudanya. Sebuah kolaborasi yang cukup sempurna. Tunggu.. bukankah ini lelaki yang kulihat di saat seminar kemarin?? Ternyata ia bernama Rizal Khairul Azzam. Hmm..sepertinya nama itu tak asing bagiku. Kali ini ingatanku bergerak cepat. Ya Tuhan... dia kan temanku di TK Amali. Teman yang selalu menemaniku dalam belajar dan bermain semasa kecil dulu. Akhirnya.. rasa penasaranku selama ini terjawab sudah. Alhamdulillah hingga detik ini kami masih diberi kesempatan menyambung silaturahmi yang sempat terputus. Bahkan kami sering chatting dan mengomentari status. Kemudian kami bertemu dalam dunia nyata. Chemistry di antara kita begitu kuat. Hingga pada akhirnya mendorong Rizal menyatakan cintanya padaku. Terimakasih Tuhan. Engkau telah menyatukan kami melalui jalan-Mu..

0 Post u'r comment here!!:

Posting Komentar