Entah kenapa akhir-akhir ini gue lebih suka nonton film-film thailand dibanding korea atau india yang lagi booming seantero dunia. Padahal film-film thailand tuh bagus-bagus loh..tapi sayang kebanyakan cuma nongol di blitzmegaplex doang (yang harga tiketnya wuihhh bisa beli bakso 5 mangkok)!! hahaha...
Tenang kawan, masih banyak jalan menuju roma (jauh amat!)..mending kita download atau beli DVDnya..
Baru-baru ini gue abis nonton film thailand yang judulnya "First Site". Filmnya lumayan bagus, bercerita tentang cinta pada pandangan pertama.
Bagi yang blm nonton, nih sinopsisnya....
Baru-baru ini gue abis nonton film thailand yang judulnya "First Site". Filmnya lumayan bagus, bercerita tentang cinta pada pandangan pertama.
Bagi yang blm nonton, nih sinopsisnya....
Menilik adegan-adegan awalnya sih rada-rada lebay gimana gitu... Ada seorang cowok yang berpromosi mengenai perusahaannya yang bergerak dibidang putus-memutuskan hubungan cinta, ada adegan seorang cowok yang menyatakan cintanya dengan cara yang aduhai lebainya, ada cewek yang mendapatkan hantaran bunga dari seorang cowok yang ternyata setelah diteliti bukan bunga pertanda sayang, melainkan bunga untuk kremasi mayat, which means itu adalah tanda putus dari pacarnya...
Dan cewek yang mengantarkan bunga itu ternyata adalah karyawan dari cowok yang di adegan awal mempromosikan layanan PHK (Putus Hubungan Kekasih) karena konon mengungkapkan keinginan untuk putus itu jauh lebih susah dibandingkan mengungkapkan cinta. Masak iya sih? Anyway, si cewek ini sangat berhasil dalam bidangnya karena ia sendiri sesungguhnya tidak begitu percaya dengan ketulusan cinta. Hingga akhirnya ada seseorang yang berkata bahwa jantung manusia itu berdetak 72 kali dalam satu menit. Dan jika ketika bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya jantung kita berdetak lebih cepat dari itu, ada kemungkinan kita mengalami cinta pada pandangan pertama.
Sangat kebetulan sekali, pada saat yang sama ia melihat seorang cowok melintas di depan kantornya. Jantungnya berdetak dengan begitu cepat hingga mendekati angka 159 (dan itu diukur oleh temannya yang kebetulan membawa stetoskop. Astaga!). Kontan saja temennya berujar bahwa mungkin cowok itulah jodoh untuknya dan menyuruh si cewek itu mengejar si cowok. Sayang si cowok keburu menghilang sebelum sempat ia temui.
Obsesi terhadap cowok misterius itu ternyata semakin menjadi-jadi. Bahkan ketika ia bertemu dengan seorang cowok yang diam-diam menaruh hati padanya, ia tidak memperdulikannya. Ia bahkan meminta si cowok untuk membantunya menemukan cowok misterius itu. Di sinilah cerita berubah menjadi sedikit mellow. Bersediakan si cowok membantu si cewek untuk menemukan cowok misterius itu? Terus bagaimana dengan perasaannya terhadap cewek itu? Benarkah cinta pandangan pertama itu memang ada? Itulah sisi-sisi menarik dari cerita film ini yang akan membuat kita ingin terus mengikuti ceritanya sampai akhir, meskipun mungkin kita sudah bisa menebak mau kemana cerita ini nantinya berakhir.
Dari sisi cerita, meskipun banyak ditaburi adegan-adegan yang konyol bin ajaib binti lebai, kita masih akan tetap dibuat terbahak oleh karenanya. Somehow, bagian-bagian romantisnya juga cukup bisa dinikmati. Didukung dengan sinematografis yang lumayan asyik, kita pasti akan merasa bahwa adegan terakhir (yang merupakan kelanjutan dari adegan paling awal) itu merupakan bagian film yang paling memorable. Menyimpulkan makna dari "love at first sight" itu sendiri. Benarkah cinta pada pandangan pertama itu memang ada? Just love this scene so much.
Dan cewek yang mengantarkan bunga itu ternyata adalah karyawan dari cowok yang di adegan awal mempromosikan layanan PHK (Putus Hubungan Kekasih) karena konon mengungkapkan keinginan untuk putus itu jauh lebih susah dibandingkan mengungkapkan cinta. Masak iya sih? Anyway, si cewek ini sangat berhasil dalam bidangnya karena ia sendiri sesungguhnya tidak begitu percaya dengan ketulusan cinta. Hingga akhirnya ada seseorang yang berkata bahwa jantung manusia itu berdetak 72 kali dalam satu menit. Dan jika ketika bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya jantung kita berdetak lebih cepat dari itu, ada kemungkinan kita mengalami cinta pada pandangan pertama.
Sangat kebetulan sekali, pada saat yang sama ia melihat seorang cowok melintas di depan kantornya. Jantungnya berdetak dengan begitu cepat hingga mendekati angka 159 (dan itu diukur oleh temannya yang kebetulan membawa stetoskop. Astaga!). Kontan saja temennya berujar bahwa mungkin cowok itulah jodoh untuknya dan menyuruh si cewek itu mengejar si cowok. Sayang si cowok keburu menghilang sebelum sempat ia temui.
Obsesi terhadap cowok misterius itu ternyata semakin menjadi-jadi. Bahkan ketika ia bertemu dengan seorang cowok yang diam-diam menaruh hati padanya, ia tidak memperdulikannya. Ia bahkan meminta si cowok untuk membantunya menemukan cowok misterius itu. Di sinilah cerita berubah menjadi sedikit mellow. Bersediakan si cowok membantu si cewek untuk menemukan cowok misterius itu? Terus bagaimana dengan perasaannya terhadap cewek itu? Benarkah cinta pandangan pertama itu memang ada? Itulah sisi-sisi menarik dari cerita film ini yang akan membuat kita ingin terus mengikuti ceritanya sampai akhir, meskipun mungkin kita sudah bisa menebak mau kemana cerita ini nantinya berakhir.
Dari sisi cerita, meskipun banyak ditaburi adegan-adegan yang konyol bin ajaib binti lebai, kita masih akan tetap dibuat terbahak oleh karenanya. Somehow, bagian-bagian romantisnya juga cukup bisa dinikmati. Didukung dengan sinematografis yang lumayan asyik, kita pasti akan merasa bahwa adegan terakhir (yang merupakan kelanjutan dari adegan paling awal) itu merupakan bagian film yang paling memorable. Menyimpulkan makna dari "love at first sight" itu sendiri. Benarkah cinta pada pandangan pertama itu memang ada? Just love this scene so much.
0 Post u'r comment here!!:
Posting Komentar